"Kemana akan aku ajak kamu malam ini?" Sebuah pesan dari mu via wa membuatku beranjak seketika. Mataku berbinar, senang bukan kepalang. Lelah ku terasa menghilang. Ku balas wa mu saat itu juga, " Bisakah segelas kopiku bersanding dengan segelas kopimu, malam ini?"Sambil menunggu balasan dari mu, aku berdiri menimbang-nimbang haruskah aku mandi atau tidak, haruskah ku poleskan bedak dan gincu, dan baju apa yang akan kukenakan malam ini. Aku tidak ingin terlihat antusias tetapi aku juga tidak ingin melihatmu malu dengan penampilanku. "ah, bodo amat. kenapa aku jadi alay gini, ya ampun!" Ku putuskan untuk memakai kaos biru berlengan panjang. Notif wa mu muncul, "Jadi gitu ya cara penulis menyampaikan keinginannya. Hahaha, mau ngopi aja jadi terdengar romantis." Aku tersenyum, "Siapa yang mulai duluan?" Kilahku. Ku mulai memoles bedak tipis-tipis dan ku ambil gincu dari dalam tasku, sambil memilah warna apa yang akan aku pakai. Ku putuskan untuk memakai warna nude, aku tidak ingin terlihat mencolok. Tiba-tiba telponku berdering, ada namamu di layar, " iya?" . " Aku dibawah," Katamu dan klik telpon terputus begitu saja. Sebenarnya wajar untuk membuatmu menunggu tetapi entah kenapa aku merasa 'tidak enak' maka segera ku raih totebag dan ku kunci kamar sembari meyakinkan diriku bahwa apa yang ku kenakan malam ini sudah cukup oke dan proper untuk jalan denganmu. Benar saja kamu sudah dibawah, duduk diatas motormu. Sama denganku, kau mengenakan kaos biru berlengan panjang, dan celana pendek selutut. Kau menoleh, mungkin mendengar derap langkah ku. Saat menujumu tibatiba aku kepikiran satu hal, apa kamu tadi juga bingung, apa yang akan kau kenakan malam ini? tapi aku pun tahu untuk beberapa hal cowok tidak mungkin se'ribet' itu. Kamu tersenyum tertahan membuatku mengernyitkan dahi, "Pasti belum mandi" Tebak mu. Reflek ku pun mencium pundak kanan kiriku- membauinya dan seketika itu membuatmu terpingkal-pingkal. "Dasar cowok!" Sindirmu. "Oh jadi gitu, Kalau cowok bebas ya? bisa ga mandi? bisa jorok? bisa ga bawa tisu? sedih banget dong ya jadi cewek.." Kataku secara otomatis yang membuatmu kembali tertawa. " Hahaha, well its my first time ketemu cewek kayak kamu but I'm amaze ga tahu kenapa." Jawabmu, " Well, I took it as a compliment. Thanks Btw, " Kataku sambil menaiki motormu, kau pun menyerahkan helm. Sambil ku tepuk pundakmu, ku pun bilang, " Sesuai aplikasi ya pak." Membuatku kembali tertawa lepas.
Kini, saat bersamamu aku tidak lagi sibuk mempertanyakan perihal seberapa serius kamu kepadaku atau sibuk merisaukan seberapa banyak perempuan yang kamu perlakukan sama dengank. Kini pasti aku akan mulai sibuk mengontrol dan mengatur hatiku untuk tidak terlalu cepat menakar rasaku padamu. Akankah aku kembali terluka atau kisahku ini akan berakhir bahagia, tetapi yang jelas saat bersamamu aku hanya bisa merasakan bahwa rembulan terlihat lebih indah dari biasanya. Tiba-tiba kamu menoleh ke arahku, " Kok diem aja?" Lalu mengarahkan spion kirimu ke arahku. Aku menatap spion itu lekat dan aku bisa melihat mu juga sesekali menatap spion itu . Diiringi degup jantungku yang semakin cepat ku pun bilang, "Selanjutnya, akan kemana lagi kamu mengajakku pergi?"
Semarang, Agustus 2019
Komentar
Posting Komentar