Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Ada apa dengan mu?

Ada Apa dengan Malaysia? Awalnya I don't get it. Bendera kebalik gimana sih ya...ternyata oh ternyata langsung kaget agak gak percaya, lho kok bisa? Sekelas sea games sampek salah fatal macem gitu? Dan lagi, kitaaaaa deketan looo seperti bulan dan bintang, tapi kamu gak tahu? Duh, nyesek. Rasanya kayak dikhianatin pacar. But sudah. Terlanjur. Kamu udah minta maaf oke saya maafkan. Jangan diulangi lagi ya, oke. Selesai. Done. Dear malaysia, aku maafin kamu. Suer. Meski sakit masih ada, kan baru aku ngerayain hari jadiku dan identitasku juga dipasang dimana-mana bahkan deket di perbatasan kita. Kamu melupakannya. Aku memaklumi, mungkin maksud kamu bukan untuk 'menghina' ku hanya khilaf kan saking sibuknya kamu , aku mencoba percaya semoga tidak ada udang dibalik batu atas semua ini. Dear Malaysia, semoga kamu bisa mengambil pelajaran dari kesalahan yang telah kamu perbuat. Ingatlah aku dengan merah putihku jangan ingat dia (putih merah) sebab aku yang terdekat denganmu, bah

Berdamai dengan diri sendiri

Akhir-akhir ini saya banyak baca buku yang kesemua ceritanya memiliki inti yang sama. Cinta tak pernah tepat waktu nya Puthut EA, Cannery Row nya John Steinbeck sama metamorfosis nya Kafka yang part meditasi. Inti cerita yang ditawarkan adalah tentang meluruhkan perasaan benci, penyesalan, amarah dan dendam lalu membalikkannya dengan pemberian maaf, mencoba menatap masa depan dan berdamai dengan diri sendiri. Huh, saya nulisnya ini sambil menghela napas panjang. Berdamai dengan diri sendiri, bagi saya adalah sebuah hasil dari kerja keras dalam menetralkan segala macam perasaan yang seolah memburu dan memecut hatimu hingga berkeping-keping. Berdamai adalah bentuk dari memaafkan dan seringkali kita lebih mudah memaafkan oranglain ketimbang diri sendiri. Ironis bukan? Sepanjang pengamatan dari pengalaman saya, berdamai bagi saya (dulu) adalah bentuk paling pengecut manusia semacam membohongi diri sendiri untuk tetap berujar, "tidak apa-apa toh kamu sudah berusaha" padahal dalam

NEED A HI-5 WITH A CHAIR IN MY HEAD!

Saya sering merasa hidup saya terlampau menyedihkan. Selalu memikirkan hal hal yang sebenarnya tidaklah penting untuk dipikirkan tapi saya dengan ikhlas dan tulus memikirkannya membuat saya nenjadi asing dan menjauh dari hingar bingar. Lama sudah saya merasakan hal ini tetapi selalu saja saya tutupi dengan senyum palsu yg merekah dibibir dan berpura pura biasa. Saya jadi iri dengan temanteman seusia saya yang begitu bisa enjoy menikmati segala suasana. Apa mereka pernah berpikiran seperti yang saya pikirkan? Memasuki bulan Agustus, bulan yang disambut dengan kemeriahan agaknya membuat saya sakit kepala, umbul-umbul dipasang, lampu kelap kelip mulai dinyalakan pun lampu disko yang bikin ponakan saya paling kecil suka menjumputi bayangan lampu yang jatuh dibawah. lalu ada lomba-lomba yang umum macem balap karung dsb sampai lomba yang bikin saya ngelus dada sambil menggelengkan kepala, gendong istri sama main bola pake daster. Ketika semua menikmati dan tertawa ngakak saya cuma bisa mel

Tik Tok

Ketika kamu mencintai seorang begitu dalam, dan kamu ingin mengakhirinya, bagaimana caramu melakukannya? seketika saya terhenyak ketika pertanyaan tersebut mengisi benak saya. Seperti manusia yang lainnya jelas saya pernah jatuh cinta dan daya jatuh cinta pada orang yang (mungkin) salah. Saya tidak tahu apa saya masih mencintainya atau cinta itu telah memudar dan hanya menjadi serpihan kenangan. Saya bahkan tidak tahu sebenarnya yang saya rasakan, hanya perasaan ysng terlampau berat dihempas yang bikin saya merasa sepi dalam ramai, yang membuat saya begitu terbebani tiap kali saya mengingatnya. Hari ini saya berniat untuk melupa pada yang lalu, saya pikir kita harus merelakan apa yang tidak mungkin menjadi milik kita, bukan berarti saya tidak percaya doa hanya saja saya tahu saya memang tidak berarti apa-apa. Saya tahu, jika saya terus menyimpan rasa ini, saya tidak akan pernah berubah dan selamanya akan diKungkung masalalu. Maka akan saya lupakan ia. Hari ini sengaja saya follow IG

Perempuan dan pernikahan

Akhir-akhir ini ada banyak yang komen soal perbedaan pendapat antara mas gilang dan mbak kalis perihal perempuan, pernikahan, pendidikan dan statusnya dalam keluarga. Awalnya, saya juga malas menanggapi karena saya pikir pasti semua orang punya pandangannya sendiri jadi ndak perlu lah saling mencecar. Toh, klise nya balik lagi ke prinsip masing-masing. Seumpama nih, kamu cowok gak pengen dapet cewek yang di'atas'mu ya monggo. cewek pun begitu. Jadi ngapain ribet. hehe. Sebagai seorang perempuan saya sendiri sih merasa kadang gak adil banget, kalo cowok bisa santai di usia 25 keatas. cewek? duh, usia 20 aja udah dikira saatnya menikah. waks. saya jujur paling gak suka kalau urusan pernikahan di kaitkan sama umur. Namanya menjalin suatu hubungan seumur hidup dengan 'orang asing' kan butuh pembekalan lahir dan batin, maka beruntunglah yang sudah nikah muda karena kemantapan hati mereka. Di syukuri aja...  Permasalahan yang lain sehubungan dengan perempuan dan pernikaha